Kamis, 05 Januari 2012

MENYAMBUT MALAM PERGANTIAN TAHUN

ketika senja mulai menunjukkan keperkasaannya, jarak pandangpun mulai berkurang. Beberapa puncak yang menjadi incaran telah dipenuhi oleh sang petualang. kabut malam mulai menutupi sebagian bintang-bintang dilangit, diikuti dengan hembusan angin yang hawanya menembus daging. sesekali dari beberapa sang petualang bernyanyi kegirangan menikmati kopi yang baru saja tersaji.

sebuah kata yang terlintas di benak para sang petualang, seperti apakah kejutan dengan waktu yang dinanti-nanti?. hanyalah waktu yang bisa menjawab. Dengan senang hati mereka menunggu.

Tiba saatnya dengan suatu hal yang tak terduga, terlihat dari kejauhan terpancar sinar yang berwarna menembus kabut yang menghalangi diatasnya. mata sang petualangpun berbinar memandangi cahaya yang nan elok, semua mata tertuju pada satu cahaya. tak lama kemudian dari ujung teluk tak kalah menunjukkan cahaya barunya dan terpancarlah cahaya dari berbagai sudut penjuru.

terompet yang dibawa oleh beberapa sang petualang sengaja dibunyikan. maka terpancarlah aura kesenangan batin yang bisa mengobati hati yang gundah. sorakan dari beberapa mereka yang menikmatinya seakan tak ada beban yang menimpahnya. Sebuah Kesenangan tersendiri dari beberapa sang petualang yang memandangi langit yang sudah dihiasi oleh pancaran sinar-sinar berwarna yang dilihat dari puncak yang mereka banggakan.

detik demi menit. sejampun berlalu. sinar-sinar yang menghiasi langit mulai menghilangkan warnanya. beberapa sang petualang sudah mulai memanjatkan doa, “lembaran-lembaran lama yang penuh dengan tinta keburukan sudah aku tutup dan Semoga di Tahun yang Baru ini, tinta yang buruk mulai aku kurangi dan aku isi dengan tinta kebaikan”.





SELAMAT TAHUN BARU 2012

Jumat, 23 Desember 2011

Kalender 2012


Nhe Kalender Design Aku Silahkan Di Unduh

Kamis, 22 Desember 2011

Mendaki Di Gunung Rata

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Ok sahabat blogger setia dimanapun berada

Aq mulai dari mana nhe mau nulis bingung wa inae…hehehe….. ok dahulu kala opz…. Lebai thu,
ini pengalaman aq dkk waktu survey jalur Pendidikan Dasar Pencinta Alam (PDPA) KPA SINPATI Ambon, promosi nie…….. hehehe aq kan dari KPA GADAPALA “KW” Bau-Bau hihihihi… ho.. bercanda terus. Hmm sebelumnya saya perkenalkan sodara”Q yang ikut, Beni, Rahman, Hasan dan pastinya saya sendiri Anton, kami berempat. Tepat pukul 12.30 kamipun angkat kaki dari Sekret dan menuju ke hutan lembah menyusuri Gunung rata Sebelumnya kami melewati 3 perkampungan, tiba diperkampungan ke 3 kami istirahat sejenak sambil mencari seorang leader (penunjuk jalan) untuk ke lokasi yang kami maksud.

Lalu kami pun bergegas ketempat tujuan, lima langkah kami berjalan ada teriakan histeris, maksudnya ada yang memanggil dari belakang hehehe… ternyata salah seorang pengen ikut tapi yang bikin aq bingung,?? kiranya bapak yang aq liat itu nhe yang mau ikut, padahal anak kecil yang umurnya mungkin baru 6 tahun tingginya semeter hehehe wah aq dkk sampe kaget, itu yang mau ikut, anehnya dia Cuma telanjang kaki ?? botul-botul luar biasa hahaha… .

Kamipun langsung melanjutkan perjalanan, sepanjang perjalanan kami melihat petani sayur yang pulang membawa hasil kebunnya, ironisnya kebun yang jauh dengan medan yang ekstrim dan beban yang luar biasa banyaknya, tak memandang yang memikul pria, wanita tua dan muda,.. sempat terpikir dibenakku nhe kalau anak-anaknya nakal, suka bolos sekolah dan suka melawan orang tua, paling sangat berdosa dengan melihat pengorbanan orang tua… yang sangat nyata…

selanjutnya kami dengan posisi berjalan kamipun dihadapkan dengan tanjakan yang tanpa bonus hehehe maksudnya tidak ada yang datar… ya ialah namanya naik gunung. Dengan kontur tanah yang becek dan licin …. Tapi sandal eigerku selalu berpijak, walaupun sedikit terpeleset hehehe…..

sesampainya dipuncak gunung rata…. Semua rasa capek terbayar seketika dengan memandang kota ambon dari puncak, Wah…. Surga dunia….



Bersambung ke part 2
Wassalam

Pencinta Alam ataukah Adventure ?

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
SALAM LESTARI

Ok sahabat bloggers dimanapun berada

Kali ini saya akan mencurahkan isi hati saya mengenai judul diatas, seperti yang kita ketahui bersama pencinta alam ataukah adventure kedua nama memang berbeda tapi untuk saat ini sifat anak-anak pencinta alam sekarang sudah jauh dari epistemologi pencinta alam, malah menjuru ke kegiatan adventure……

Kita kembali dari kata pencinta alam adalah ‘orang yang suka akan alam’, pastinya rasa suka bukan sekedar dengan ucapan tapi dengan perbuatan untuk bisa melestarikannya, tapi kita melihat realita pencinta alam dewasa ini banyak yang tidak sesuai dengan asas nama, dan menjadikan nama sebagai simbolis…… dengan gagahnya kata pencinta alam ditempelkan di bendera-bendera dan di pakaian seperti kesatria yang gagah perkasa…. Seperti itu kah pencinta alam ??

Banyak organisasi-organisasi yang berlandaskan nama pencinta alam tapi kenyataannya, setiap kegiatan-kegiatan yang pernah dibuat pastinya hanya bersifat adventure…. Seperti kegiatan event manjat tebing, event naik gunung sampai event lintas hutan…… kegiatan seperti itukah yang kita banggakan sebagai pencinta alam ? apa yang didapatkan dari kegiatan event-event seperti itu, alhasil hanya fundalisme yang terjadi, kerusakan Karena ulah kita sendiri karena dengan adanya event-event pastinya berapa banyak tumbuhan yang baru ingin tumbuh di injak oleh sepatu tracking kita, berapa banyak pohon-pohon yang kita tebang untuk membuka jalur.

Apakah kita sebagai pencinta alam hanya merenung mendaki gunung ?
Apakah kita sebagai pencinta alam hanya mencari kepuasan dengan memanjat tebing yang menjulang tinggi ?
Apakah kita sebagai pencinta alam hanya menelusuri goa ?
Apakah kita sebagai pencinta alam dicap sebagai penikmat alam atau adventure ?
Apakah kita hanya berdiam diri saja…. Melihat kondisi alam yang semakin tragis??

Dimana hati nurani kita sebagai pencinta alam………
Berapa banyak spesies yang mati karena ulah kita,………
Ayo mari kita selamatkan alam kita demi semua
Semoga tulisan saya bisa menyentuh para pembaca khususnya pencinta alam
Wassalam.

MAHASISWA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN ?

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Salam Pergerakan

Ok sahabat bloggers setia dimanapun berada
Hmm aq baru ada waktu nulis nhe……
“Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan” judul yang sangat sensitif hehehehe
Ok dah pastinya pertama kali kita memasuki dunia perkuliahan kata-kata ini tak lagi asing ditelinga, dan setiap kali memasuki sebuah organisasi kemahasiswaan kata-kata ini juga yang pertama keluar so…. Apakah Mahasiswa Nyatanya seperti itu, untuk realita sekarang ? kalau saya yang menjawab pastinya “TIDAK” kok bisa ?? yah ialah coba kita pantau kegiatan para mahasiswa….

Pertama k’kampus, k’kantin’ k’kos k’kampung “4 K” hehehe, kata-kata itu kayaknya familiar banget, itulah kenyataan yang dialami para mahasiswa masa kini trendnya seperti itu….

Lalu apakah judul diatas pantas untuk mahasiswa??
Ataukah cuma kata-kata khiasannya para mahasiswa supaya dibilang kesatria
Dimana sinergi kita untuk menanamkan kata diatas sebagai landasan ideologi kita sebagai mahasiswa ?

Apakah yang kita perbuat untuk perubahan ??
Menjadi anggota Senat /BEM /DPM dinamakan perubahan ? yah…. Dengan modal bicara dikit pastinya bisa masuk ke situ
Orasi ditengah jalan itulah perubahan ?? hmm.. malah membuat gadu arus lalu lintas
Lalu seperti apakah yang dimaksud “Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan”
Kalau saya menjawab… membuat perubahan tidak segampang melontarkan perkataan
 Pertama sebelum menjadi agen perubahan, ubahlah sikap-sikap yang tidak pantas untuk seorang mahasiswa, pastinya tahu kan ??
 Manajemen waktu, itu yang terpenting, jadi pintar-pintarnya kita mengatur waktu
Itu dasarnya menjadi agen perubahan tapi bukan agen minyak tanah hehehehe…… tinggal pengembangannya seperti apa, yang pastinya kita semua ingin BERGUNA BAGI MASYARAKAT dan itulah tugas pokok kita sebagai MAHASISWA yang masih menjadi pekerjaan rumah….

Wassalam

Rabu, 16 November 2011

Dunia Blog Dunia Persahabatan Tanpa Batas

Dunia Blog Dunia Persahabatan Tanpa Batas – Awalnya kita berkenalan dengan orang asing sehingga menjadi teman. Karena intensitas kita yang tinggi dan dia pun begitu, bertemukai kecocokan-kecocokan dan kualitas pertemanan pun meningkat menjadi persahabatan. Ketika nilai persahabatan semakin tinggi, umumnya yang berlainan jenis akan meningkat menjadi percintaan dan yang sejenis menjadi saudara.

Pentingnya Sahabat Tempat di mana aku berbagi dalam suka maupun duka. Kau selalu mengerti dan membuat semua beban terlupa. Wahai sahabatku tanpamu ku merasa sepi. Berbahagialah denganku dan saling mencurahkan isi di hati. Begitu berartinya engkau untukku. Hidupku sunyi jikalau aku tak mengenalmu. Jadi maukah engkau menjadi sahabatku?.

Antara sahabat atau kekasih
Cukup susah kalau membandingkan sahabat dan kekasih. Secara umum, di saat kita tidak menjalani cinta kita bisa dengan mudah mengatakan, “lebih penting sahabat daripada pacar, pacar kan orang baru”. Tapi kadang hal yang sudah diucapkan, terlupakan ketika seseorang itu hadir. Sekarang mungkin yang bisa bersikap lebih bijak adalah kita sebagai sahabat. Mungkin sedih karena selama ini kita selalu bersama dengannya. Tapi di satu sisi, sahabat tetap mempunyai privasinya. Kita tidak memiliki hak untuk membatasi dia. Mungkin itu jalan yang lebih baik. Misalkan jika dia mulai agak berubah cukup dengan mengingatkan sambil bercanda, “oh kok nggak ada waktu lagi buat sahabat? Mentang-mentang ada pacar, eh sahabat dilupain” dari situ kalau dia memang sahabat pasti dia mulai mikir, “oh iya ya…”.

Tips bersahabat di Internet Dalam buku A Foot In The Door: Networking Your Way into The Hidden Job Market , konsultan karir dan penulis Katherine Hansen menuliskan beberapa tips bagus dalam membangun networking. Beberapa tips tersebut diantaranya adalah :
* Ketika Anda membutuhkan pertolongan, janganlah menempatkan teman atau kolega Anda dalam bahaya, atau membuat mereka merasa terpojok. Meskipun sedang butuh bantuan, jangan sampai teman kita ikut-ikutan terkena imbas buruk masalah yang sedang kita hadapi.
* Cara sederhana dalam membangun jejaring adalah saling memberi saran dan dukungan. Membangun relasi nggak harus selalu kasih donasi duit kok (walaupun sebenarnya nggak pernah nolak). Saran yang membangun itu lebih dibutuhkan karena hal ini berhubungan dengan sikap dan perbuatan.
* Anda boleh meminta masukan dan kritik membangun ketika Anda memperkenalkan bisnis atau produk Anda yang baru. Kalau lagi bagi-bagi ebook gratisan panduan ngeblog maupun berbayar, jangan ragu konsultasi, atau bahkan sekalian minta testimoni, untuk menunjukkan Anda tepat dalam bersikap dan tanggap terhadap kebutuhan pasar.
* Menjadi sukarelawan adalah salah satu cara terbaik dalam menjalin hubungan. Kalau Anda punya teman desainer yang jago bikin themes dan lagi uji coba themes untuk dipublikasikan, jangan ragu menjadi kelinci percobaan. Meski hal ini mengandung resiko, yakinlah bahwa teman Anda nggak akan mencelakakan dengan themes terinfeksi malware.
* Ajak koneksi Anda bekerja sama dalam proyek Anda.
* Mintalah bantuan kepada teman Anda dalam proyek atau organisasi dimana Anda sedang terlibat. Walaupun mereka bakal menolak, Anda sudah memperlihatkan kepada mereka bahwa Anda menaruh respek kepada percakapan mereka. Memang sih, nggak semua orang punya waktu dan tenaga buat membantu, tapi minimal Anda sudah ingat dia itu saja sudah cukup.
* Ketika usaha Anda untuk menjalin hubungan gagal, lanjutkan dengan hal-hal yang lebih umum. Misalnya dengan cara mention di Twitter “Thanks for following me. Let’s network more.” Pergaulan dunia blog nggak pernah bisa diduga. Kali aja di kemudian hari dia akan berubah pikiran dan merapat ke kubu Anda sehingga menciptakan Dunia Blog Dunia Persahabatan Tanpa Batas. Terima Kasih Sahabat Lembar-lembar yang sudah terukir adalah sebuah janji tak tertulis. Tentang kasih dan ketulusan yang kita sepakati. Bahwa semua yang pernah kita lalui, canda, tawa, dan air mata. Hanyalah sebuah tirai bening yang kan selalu menyatukan batin kita. Sahabatku terima kasih karena kau selalu ada untukku.

Sabtu, 01 Oktober 2011

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA "SOEKARNO" BERDARAH ASLI PULAU BUTON

Oleh : Ali Habiu
Presiden Soekarno Kisah biografi Soekarno sebagai Presiden Pertama Republik Indonesia versi yang berkembang dikalangan tertentu golongan para bangsawan buton dan Mmasyarakat dalam lingkungan tertentu di pulau Buton mengatakan bahwa Soekarno merupakan ayah biologis dari seorang bangsawan dari lingkungan istana kesultanan Buton yang karena sesuatu kekecewaan tidak terpilih menjadi sultan, dia mengasingkan diri di pulau Bali. Menurut La Ode Abdul Rasyid anak dari salah seorang Kapitanlau Loji yang saat ini bekerja sebagai staf bagian personalia Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Sulawesi Tenggara menyebutkan bahwa ayah biologis Soekarno itu bernama La Ode Muhammad Idris yang tak lain merupakan cucu dari Kinipulu Bula. Hal ini didasarkan atas riwayat keluarga Kapitalau Loji mengetahui bahwa cucu Kinipulu Bula dari asal keturunan mereka bernama La Ode Muhammad Idris pernah kawin di pulau Bali namun sejauh ini belum ada pihak keluarga menelusuri lebih jauh eksistensi perkawinan tersebut. Demikian pula kisah ini pernah dikemukakan oleh DR (HC) La Ode Unga Wathullah di Makassar sekitar tahun 1980-an kepada penulis bahwa Soekarno itu merupakan orang Buton yang lahir di Bali dan karena sesuatu perasaan dendam dengan Buton, dia telah berjanji untuk tidak sama sekali menginjakkan kakinya di pulau Buton, kecuali bila ada urusan dan keperluan ketika semasa perjuangan persiapan kemerdekaan Indonesia dengan sultan Buton maka dia sempatkan bertemu dengan sultan Buton di Benteng Port Rotterdam Makassar. Untuk memperjelas sedikit kisah ini, pada hari Jumat Kliwon tanggal 13 November 2009 penulis sengaja berkunjung kerumah Bapak La Ode Moane Oba tinggal disamping jalan Bunga Kana Kendari, dia salah seorang Tim Kerja penyusunan sejarah Oputa Yikoo atau sultan Himayatudin yang merupakan sultan ke-20 dari susunan kesultanan Buton untuk mengusulkan ke Pemerintah Republik Indonesia agar mendapat gelar kepahlawanan atas perjuangannya melawan Belanda pada tanggal 24 Februari 1755, mengatakan bahwa pada sekitar bulan Juli 2007 lalu pernah dia didatangi bertandan kerumahnya oleh kerabat dekat yang masih hubungan keluarga, yakni salah seorang pengurus DPP Hanura pusat yang bernama Dr.La Ode Supri Asadi atau sering dipanggil Dr. Upi yang tak lain merupakan anak pertama dari La Ode Asadi (almarhum) yang pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Muna Sulawesi Tenggara. Dia datang khusus ke rumahnya untuk menceritakan asal muasal Sokarno.
Dr. Upi mengatakan bahwa pada tahun 1970-an di Jakarta pernah ayahnya diceritakan oleh guru Ali (nama panggilan) adalah seorang guru pada Sekolah Dasar Lawele Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara, yang mana dia lari meninggalkan pulau Buton menuju Jakarta ketika terjadi move peristiwa tahun 1969 tentang issue Partai Komunis Indonesia di pulau Buton yang dikumandangi oleh Letkol Arifin Sugiyanto. Dikatakan dengan sangat yakin tanpa ragu-ragu bahwa Soekarno itu merupakan orang Buton. Untuk mengecek kebenaran kisah ini maka sekitar pertengahan tahun 1970-an di Jakarta guru Ali melalui perantara La Ode Asadi dipertemukan dengan La Ode Muhammad Tooha. Dan selanjutnya La Ode Muhammad Tooha (Lakina Kumbewaha) mengantar langsung guru Ali ke rumah kediaman Sukmawati Soekarno Putri. Setelah ketemu dan melakukan konfirmasi masalah kisah tersebut dengan Sukmawati Soekarno Putri yang merupakan anak ke-empat dari Presiden Republik Indonesia Pertama Soekarno dari ibunya bernama Fatmawati, maka seketika itu juga Sukmawati Soekarno Putri mengatakan bahwa :… “pernah Bapak (Soekarno) menceritakan kepada mereka (sekeluarga) bahwa kakeknya adalah seorang haji yang tinggal di pulau Buton”… “Dan mereka akui bahwa nenek mereka itu berasal dari pulau Buton”. Sukmawati Soekarno Putri
Dan setelah mengatakan itu semua, Sukmawati menambahkan bahwa Soekarno melarang lagi mereka semua untuk mengingat itu semua dengan alasan bahwa mereka sudah tinggal dan besar di pulau Jawa. Berdasarkan informasi ini, La Ode Muhammad Tooha dan guru Ali mengadakan penyelidikan dan konfirmasi sejarah, maka setelah didapat titik terang maka disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan seorang haji adalah haji Pada. Namun demikian penafsiran haji Pada dimaksud belum bisa dibuktikan secara epistemologis, mengingat bahwa orang-orang sakti pada zamannya di pulau Buton yang memiliki gelar haji dimana mereka dapat pulang pergi hanya sekejap mata di atas sajadah sudah dapat menghilang dan muncul begitu saja di tanah Mekkah bukan saja haji Pada tapi juga bisa Saidi Rabba atau Kinipulu Bula yang dikenal dengan nama Syech Haji La Ode Ganiyu. Setelah penulis mendengarkan cerita tersebut, lantas seketika penulis terkesima dan mengatakan bahwa yang dimaksud Sukmawati Soekarno Putri tersebut bahwa neneknya seorang haji dari pulau Buton yang benar adalah Syech haji La Ode Ganiyu. Dan La Ode Moane Oba yang sedang menceritakan kisah ini kepada penulis terkesima mendengarkan penjelasan saya dan mengatakan bahwa mungkin itu benar!?. Penulis ceritakan kepada La Ode Moane Oba bahwa pada tahun 1981 sampai 1982 lalu di Makassar pernah terjadi hampir selama tiga bulan berturut-turut setiap habis selesai shalat Magrib, penulis masuk duduk di ranjang (tempat tidur) dan secara ghaib langsung ditemani oleh Soekarno untuk berdialog dan sekaligus diajarkan tentang ilmu Negara dan Ketatanegaraan Indonesia. Selang waktu dialog pengajaran berlangsung antara 15 sampai 25 menit, selama proses dialog napas penulis terasa sesak dan agak berat, namun dialog cukup berjalan lancer. Kejadian semua ini atas perkenan dan izin Allah Subhana Wata’ala. Dia (Soekarno) memperkenalkan kepada penulis bahwa ghaib yang mengikuti dirinya atau roh yang sering menemani dirinya adalah Kinipulu Bula. Kinipulu Bula dikalangan petinggi kesultanan Buton dikenal dengan nama Syech haji La Ode Ganiyu, orang ini tergolong manusia langkah asal keturunan para wali di pulau Buton dan selama hidupnya pernah menjadi imam masjidil haram di Mekkah selama 7 tahun berturut-turut dan pernah menjadi dosen tamu atau dosen luar biasa pada Universitas Al zhar Mesir dan disana pernah menulis sebuah buku yang sangat terkenal berjudul” “AJONGA INDAMALUSA”. Buku ini pada zamannya sangat digemari oleh para golongan tassauf dikalangan bangsa arab dan sayang sekali buku ini tidak bisa dijumpai di Indonesia dan sekarang ini sudah hilang di perpustakaan Universitas Al Azhar kecuali tinggal katalognya. Soekarno Ikut Kehebatan Siapa...!
Dalam kisah terbatas dikalangan masyarakat tertentu pulau Buton, dikisahkan bahwa ayah biologis Soekarno itu yakni Laode Muhammad Idris yang tak lain adalah cucu dari Syech Haji La Ode Ganiyu merupakan orang yang disegani dikalangan petinggi kesultanan Buton karena dia disamping ahli kanuk ragan, juga dia ahli perang, ahli sejarah dan budaya, ahli kebatinan juga ahli agama. Ketika terjadi peristiwa pemilihan calon Sultan Buton ke-33, dia sangat kecewa atas proses pemilihan sultan karena menurutnya mestinya dialah sebagai sultan Buton ke-33, namun ketika itu dia dihianati oleh kelompok petinggi dari Ba’dia, Keraton/Wajo. Dia juga semenjak pertengahan tahun 1800 sudah tidak menyenangi sistem Sa’ra yang dijalankan dalam lingkungan keratin Buton karena hanya dimonopoli oleh kelompok-kelompok tertentu dari kalangan asal Ba’dia dan Keraton. Sebagai akibat dari kekecewaannya itu, Pada tahun 1898 dia melarikan diri dan mengasingkan diri ke pulau Bali tepatnya di Buleleng dengan pergi meninggalkan pulau Buton ikut dengan kapal perahu pedagang (sope-sope) membawa hasil-hasil laut pulau Buton. Dipermukiman dipesisir pantai Buleleng pulau Bali ketika itu banyak dihuni oleh orang-orang Buton para saudagar perahu dan pedagang dan tinggal disana. Disalah satu tempat saudagar itulah ayah biologis Soekarno yang bernama La Ode Muhammad Idris tinggal sementara sambil menenangkan dirinya akibat dari kekecewaannya atas penghianatan yang diterima oleh kelompok petinggi asal Ba’dia, Keraton/Wajo sehingga dia tidak terpilih menjadi sultan ke-33 Buton dan sangat tidak suka dengan sistem Sa’ra yang dijalankan dalam lingkungan Keraton Buton. Dalam pengasingannya di Buleleng Bali, dia sering setiap waktu melihat anak gadis dengan paras cantik merupakan anak petinggi Kerajaan yang bernama Nyoman Pesek. Rupanya anak gadis dengan paras cantik ini bernama Ida Ayu Nyoman Rai dengan nama panggilan Srimben yang merupakan anak kedua Nyoman Pesek dengan ibunya bernama Ni Made Liran. Maka selang beberapa waktu, diapun memberanikan diri untuk menghadap ayah anak gadis cantik tersebut yang tak lain bernama Nyoman Rai Srimben atau Ida Ayu Nyoman Rai dan sekaligus mengemukakan hajatnya untuk melamar anak gadis tersebut. Ayah anak gadis tersebut sangat marah ada orang berani melamar anak gadisnya tanpa dia ketahui asal muasal keturunannya. Sang ayahpun berkata : “kok kamu beraninya melamar anak saya sendiri!, kamu dari keturunan mana?. Dia mengatakan bahwa saya suka anak Bapak dan mau jadikan istri…, Saya dari Buton, asal keturunan bangsawan Buton!. Ayah Ida Ayu Nyoman Rai tak percaya, dan sang ayah mengatakan mana tanda-tanda yang bisa meyakinkan bahwa kamu adalah orang dari asal Bangsawan Buton?. Karena dia ditolak, maka diapun pulang kembali keperkampungan nelayan di Buleleng sambil berpikir apa yang mesti dia lakukan agar sang ayah bisa percaya dia bahwa dia adalah anak Bangsawan dari Buton. Karena dia (La Ode Muhammad Idris) adalah juga memiliki garis keturunan para wali, maka diapun dengan mudah mendapat petunjuk ghaib untuk meyakinkan ayah dari Ida Ayu Nyoman Rai tersebut. Maka beberapa hari kemudian dibawahnya keris pusaka sakti (To'bo) pulau Buton berkepala burung dan langsung kembali menuju kediaman Nyoman Rai Srimben untuk menemui Nyoman Pesek dalam meyakinkan bahwa dia adalah keturunan bangsawan pulau Buton. Dan setelah ketemu dengan sang ayah, maka diperlihatkanlah keris sakti pusaka leluhurnya dari pulau Buton dan alangkah kagetnya sang ayah melihat keris tersebut sama seperti keris yang sering dibawah oleh sultan Buton bila sedang ada acara pertemuan antar kerajaan baik dilakukan di pulau Bali maupun di Makassar. Dan seketika itu juga sang ayah sangat yakin dan mengatakan bahwa saya percaya kamu adalah keturunan bangsawan pulau Buton. Dalam kisah singkatnya, maka kawinlah La Ode Muhammad Idris dengan Ida Ayu Nyoman Rai dan tak lama kemudian lahirlah Soekarno kecil di Buleleng pulau Bali (6 Juni 1901). Namun masa kebahagiaan mereka hanya berlangsung singkat selama lebih kurang tiga tahun lamanya. Kemudian karena sesuatu hal penting terjadi masalah perselisihan antar golongan bangsawan di Pemerintahan Kesultanan Buton antara tahun 1911 sampai 1914, maka ketika itu diutuslah petinggi khusus istana untuk pergi mencari sekaligus menjemput La Ode Muhammad Idris karena hanya dengan keahliannya dapat menyelesaikan perselisihan antar golongan yang terjadi tersebut. Maka pulanglah ayah biologis Soekarno yang diperkirakan usia Soekarno kecil baru menginjak tiga tahunan. Selama La Ode Muhammad Idris meninggalkan Buleleng Bali kembali ke pulau Buton tak ada kabar berita juga tidak menafkahi lahir dan bathin Ida Ayu Nyoman Rai. Maka diapun hidup sendiri membesarkan Soekarno kecil hingga usia Soekarno menginjak lima tahunan. Waktupun berjalan, Ida Ayu Nyoman Rai melalui perantara sahabat dekatnya bernama Made Lestari memperkenalkan dia dengan seorang guru bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo. Dan selanjutnya bapak ini menaruh hati dan jatuh cinta dengan Ida Ayu Nyoman Rai lalu dibawah larilah ibu Soekarno kecil itu ke Surabaya yang hampir saja menimbulkan pertumpahan darah akibat dari persitiwa ini. Dan Raden Soekemi inilah yang pada akhirnya menjadi ayah Soekarno dan yang telah membesarkannya sebagaimana diriwayatkan dalam lembaran sejarah Indonesia. Dalam pemaparan kisah ini walaupun masih dalam diskripsi primordial dalam konteks ontologis, namun diharapkan ada pihak-pihak yang dapat menindaklanjuti secara aksiologis untuk menelitinya secara konprehensif. Oleh karena itu masih diperlukan penelitian mendalam lebih lanjut yang dilakukan oleh para ahli sosiologis kontemporer, para ahli sejarah dan budaya, para ahli ethonologis sehingga diharapkan dapat menguak tabir dibalik kisah ini sekaligus dapat memberikan diskripsi sejarah Indonesia yang benar mengenai asal muasal keturunan Soekarno sebagai Presiden pertama Republik Indonesia agar masyarakat Indonesia dapat mengetahui kebesaran pulau Buton pada zamannya.****